Secara umum puasa artinya menahan. Yaitu, menahan dari
perkara-perkara yang membatalkan puasa. Adapun secara istilah syar’i
artinya menahan diri dari makan, minum, dan dari segala pembatal puasa
yang disertai dengan niat dari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari. Keutamaan puasa bagi orang yang melakukannya
baik itu puasa sunnah maupun puasa wajib adalah orang tersebut lebih
dapat mengontrol sikap, perkataan dan keputusan. Selain itu anjuran
memperbanyak puasa juga ditujukan bagi mereka yang belum mampu menikah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ
لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ
بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Barang siapa yang mampu menikah hendaklah dia menikah.
Sesungguhnya menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga
kemaluan. Barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah dia berpuasa.
Sesungguhnya puasa akan mengekang hawa nafsunya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Orang yang melakukan ibadah puasa juga akan mendapatkan keutamaan puasa berupa pahala yang diberikan langsung oleh Allah swt. Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah ra.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
” يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الصَّوْمُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ،
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي، وَالصَّوْمُ
جُنَّةٌ(1)، وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ،
وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ، وَلَخُلُوفُ(2) فَمِ الصَّائِمِ
أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ”.
(رواه البخاري (وكذلك مسلم ومالك والترمذي النسائي وابن ماجه
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi, beliau bersabda,”Allah
Azza wa Jalla berfirman,‘Puasa itu untukku, dan Aku yang akan
memberikan ganjarannya, disebabkan seseorang menahan syahwatnya dan
makannya serta minumnya karena-Ku, dan puasa itu adalah perisai, dan
bagi orang yang berpuasa dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat
berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhan-Nya, dan bau mulut
orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah, daripada bau minyak
misk/kesturi’ Hadits riwayat al-Bukhari, dan begitu juga oleh imam
Muslim, dan Imam Malik, dan Tirmidzi dan an-Nasai serta Ibnu Majah.
itulah artikel mengenai Keutamaan Puasa di bulan Ramadhan, semoga puasa kita diterima oleh Allah SWT
puasa fadilah puasa romadhon 1436h keutamaan puasa ramadhan keutamaan ramadhan puasa 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar